Senin, 17 Desember 2012

makalah pidato dan ceramah


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan bahasa alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Tidak ada masyarakat dimana pun mereka tinggal yang tidak memiliki bahasa. Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat komunikasi.
Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan ide dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara. Sebaliknya seseorang yang memiliki keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain.
Berpidato sering dilakukan orang dari dulu sampai sekarang. Dalam penataran-penataran, peringatan-peringatan, seminar, perayaan-perayaaan. Seseorang yang memiliki kemampuan berpidato dalam forum- forum tersebut biasanya mendapatkan tempat di hati para pendengarnya. Itulah sebabnya banyak orang ingin memiliki keterampilan berbicara dengan baik agar sanggup memberikan berpidato di hadapan masa dengan baik.
Seorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa hendaknya berusaha pula memiliki keterampilan berbicara umumnya dan memilki kemampuan berpidato di hadapan masyarakat khususnya karena bagaimana pada suatu saat ia akan melakukan berpidato.
B.     Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, jenis, metode, persiapan pidato ?
2. Bagaimana cara menulis naskah, menguraikan isi, struktur, menyusun naskah, penyuntingan naskah, penyempurnaan naskah, penyampaian pidato serta tempo, dinamik, warna suara dalam berpidato?
3. Apa pengertian, macam-macam dan komponen ceramah ?

C.     Tujuan Penulisan




BAB II
PEMBAHASAN

A. PIDATO
1.      Pengertian Pidato
Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran, gagasan, gambaran atau suatu masalah kepada pendengar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk bermusyawarah, memberikan rujukan. Pidato dapat disampaikan dalam situasi formal dan non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara sukarela.
Fungsi pidato adalah menyampaikan informasi kepada pendengarnya, mendidik, mempengaruhi, menghibur pendengar, sebagai propaganda, mempermudah komunikasi serta menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu satu orang yang melakukan orasi/pidato tersebut.

2.      Jenis-jenis Pidato
Berdasarkan tujuannya, pidato dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
a.       Pidato Informasi
Pidato informasi adalah pidato yang dilakukan dengan tujuan menginformasikan, memberitahukan atau menjelaskan sesuatu. Suasana yang serius dan tertib benar-benar dibutuhkan pada jenis pidato ini, perhatian akan dipusatkan pada pesan yang akan disampaikan. Dalam hal ini, orang yang berpidato haruslah orang yang dapat berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi yang disampaikan benar-benar terjaga keakuratannya. Dengan demikian, pendengar akan berusaha menangkap informasi dengan sungguh-sungguh.
Contoh pidato informasi adalah berikut ini :
Pidato Ketua Umum Pemilu tentang hasil pemilihan suara

b.      Pidato Persuasi
Pidato Persuasi adalah pidato yang bertujuan meyakinkan pendengar tentang sesuatu. Pada jenis pidato ini, orang yang berpidato benar-benar dituntut memiliki keterampilan berbicara yang baik karena dia bertugas untuk mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju dan tidak mau membantu jadi mau membantu, orang yang berpidato harus melandaskan isi pembicaraannya pada argumentasi yang nalar, logis, masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh pidato persuasi adalah sebagai berikut :
1)      Pidato pimpinan partai di daerah yang kurang menyenangi partai tersebut.

c.       Pidato Aksi
Pidato aksi adalah pidato yang bertujuan untuk menggerakkan. Pada pidato jenis ini, orang yang berpidato haruslah orang yang berwibawa, tokoh idola atau panutan masyarakat yang memiliki keterampilan berbicara dan pandai membangkitkan semangat.
Contoh pidato aksi adalah :
1)      Pidato presiden Soekarno dalam menggerakkan rakyat Indonesia untuk tetap memiliki semangat dalam berjuang melawan penjajah.
2)      Pidato Bung Tomo dalam mengerakkan pada pemuda dengan cara membangkitkan semangat juang mereka pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

3.      Metode Pidato
Berdasarkan cara penyampaiannya terdapat 4 metode pidato, yaitu berikut ini :
a.       Metode Impromptu
Metode impromptu adalah metode pidato berdasarkan kebutuhan sesaat, tidak ada persiapan. Orang yang berpidato secara serta-merta berbicara/berpidato berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya.
Keuntungan :
1)      Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
2)      Gagasan datang secara spontan
3)      Memungkinkan pembicara terus berpikir
Kerugian :
1)      Menimbulkan kesimpulan yang mentah
2)      Mengakibatkan penyampaian tidak lancar
3)      Gagasan yang disampaikan ngawur
4)      Demam panggung

b.      Metode Menghafal
Metode menghafal adalah metode pidato yang terlebih dahulu ditulis naskahnya dengan mengikuti aturan-aturan penulisan naskah pidato, setelah itu naskah pidato tersebut dihafalkan kata demi kata.
Keuntungan :
1)      Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
2)      Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian
Kerugian :
1)      Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha
2)      Untuk mengingat kata-kata
3)      Memerlukan banyak waktu

c.       Metode Naskah ( Manuskrip)
Metode naskah adalah metode pidato yang dilakukan dengan cara membaca naskah yang telah dipersiapkan. Cara atau metode ini biasanya dilakukan dalam pidato-pidato resmi.
Keuntungan :
1)      Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
2)      Pernyataan dapat dihemat
3)      Kefasihan bicara dapat dicapai
Kerugian :
1)      Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung pada mereka
2)      Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik
3)      Pembuatannya lebih lama

d.      Metode Ekstemporan
Metode ekstemporan adalah metode pidato yang dilakukan dengan menggunakan catatan-catatan penting sejenis kerangka sebagai pedoman. Dengan mempergunakan kerangka tersebut, si pembicara atau orang yang berpidato dengan bebas berbicara dan dengan bebas pula memilih kata-kata sendiri. Kerangka tersebut hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan ide.
Keuntungan :
1)      Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2)      Pesan dapat fleksibel
Kerugian :
1)      Kemungkinan menyimpang dari garis besar
2)      Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.

4.      Persiapan Pidato
Untuk mempersiapkan sebuah pidato yang baik, perlu diperhatikan 7 langkah berikut ini :
a.       Merumuskan tujuan pidato
b.      Menganalisis pendengar dan situasi
c.       Memilih dan menyempitkan topik
d.      Mengumpulkan bahan
e.       Membuat kerangka (outline)
f.       Menguraikan isi pidato secara terperinci
g.      Berlatih dengan suara nyaring
Ketujuh langkah persiapan pidato tersebut dapat dikelompokkkan menjadi 3 langkah sebagai berikut :
1)      Meneliti Masalah, yang terdiri atas langkah-langkah (a), (b), dan (c).
2)      Menyusun atau menulis naskah pidato , yang terdiri atas langkah-langkah (d), (e) dan (f).
3)      Latihan oral, yaitu langah (g).

5.      Menulis Naskah Pidato
a.       Teknik Menulis Naskah Pidato
1)      Mengumpulkan bahan
Anda boleh mulai menulis naskah pidato dengan menggunakan apa-apa yang telah Anda ketahui mengenai persoalan yang akan dibicarakan/sampaikan. Jika hal ini di anggap kurang cukup maka  harus mencari bahan-bahan tambahan yang berupa fakta, ilustrasi, cerita atau pokok-pokok yang konkret untuk mengembangkan pidato ini. Buku-buku, peraturan-peraturan, majalah-majalah, dan surat kabar merupakan sumber informasi yang kaya dan dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi pidato.
2)      Membuat Kerangka Pidato
Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan dengan menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan selesai dikumpulkan. Pokok-pokok utama dibuatkan perincian dengan tujuan bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas pokok-pokok utama tadi.
Inti dari kerangka pidato dalah berikut ini :
a)      Pendahuluan
Bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (apabila ada yang akan diberi ucapan) dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato.
b)      Isi
Bagian ini memuat uraian topik yang terdiri atas topik atau pokok utama dan subtopik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama.
c)      Penutup
Bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (apabila ada), dan salam penutup.

b.      Susunan Naskah Pidato
Naskah pidato biasanya dibuat dengan susunan sebagai berikut :
1)      Pembukaan
2)      Pendahuluan
3)      Isi pokok
4)      Kesimpulan
5)      Harapan
6)      Penutup
1). Pembukaan
Pidato biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya :
“Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh”
“Salam sejahtera selalu”
2). Pendahuluan
Pendahuluan berupa ucapan terima kasih yang disampaikan kepada para undangan, atas waktu/kesempatan yang telah diberikan, dan juga sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan kita uraikan dalam pidato.
3). Isi Pokok
Isi pokok merupakan uraian yang menjelaskan secara terperinci, semua materi dan persoalan. Urutannya harus teratur dan jelas mulai dari awal sampai akhir.
Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berkut :
a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar
c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d. Isinya jelas
e. Isinya benar dan objektif
f. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
g. Bahasa disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat
4). Kesimpulan
Dalam naskah pidato faktor kesimpulan ini sangat penting karena dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah dibicarakan, ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para hadirin dapat menghayati maksud dan tujuan semuanya yang dibicarakan oleh si pembicara karena apa yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.
5). Harapan
Harapan merupakan sebagian dari kesimpulan, tetapi biasanya merupakan suatu dorongan agar hadirin menaruh minat dan memberikan kesan terhadap pembicaraannya misalnya berikut ini.
“… dengan tuntutan serta perkembangan zaman yang sangat maju serta dalam era globalisasi hendaknya orang tua selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan putra-putranya, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat agar jangan …”.
6). Penutup
Setiap naskah pidato biasanya diakhiri dengan penutup. Ini merupakan ucapan terima kasih atas kesediaan hadirin untuk memperhatikan isi pidato disertai salam penutup kepada para hadirin.
“sebagai akhir kata kami ucapkan terima kasih . . .”.
“Wassalamualaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakatuh”.

6.      Menguraikan Isi Pidato
Dengan mempergunakan kerangka yang telah dibuat, ada 2 hal yang dapat dilakukan :
a.       Mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan menggunakan metode ekstemporan
b.      Menulis atau menyusun naskah pidato secara lengkap untuk dibacakan atau dihafalkan.
Bagian pendahuluan dan penutup tidak memuat inti pembicaraan atau isi pidato sehingga tidak diuraikan secara terperinci disini tetapi dapat diihat langsung pada contoh naskah pidato setelah bahasan isi selesai dibicarakan. Jadi, yang akan dijelaskan secara terperinci adalah bagian isi pidato.

7.      Struktur Isi Pidato
Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal sampai akhir. Ada beberapa cara merangkai isi pidato, antara lain :
a.       Alur Dasar Pidato
1)      Tahap perhatian
Tahap perhatian adalah tahap pertama yang dilakukan pembicara atau orang dengan baik.
2)      Tahap kebutuhan
Tahap yang dilakukan pembicara dalam menjelaskan pentingnya masalah yang akan dibicarakan sehingga pendengar akan berusaha memahami masalah atau hal-hal peting yang disampaikan pembicara.
3)      Tahap penyajian
Tahap penyajian merupakan tahap pembicara menyajikan materi pidato yang telah dipersiapkan melalui naskah atau kerangka pidato.
b.      Pola Organisasi Pidato
1)      Pola urutan
Ada dua macam pola urutan yang digunakan untuk menyusun isi pidato, yaitu :
a)      Urutan Kronologis
Urutan Kronologis adalah susunan isi yang dimulai dari periode atau data tertentu, bergerak maju atau mundur secara sistematis.
b)      Urutan ruang
Urutan ruang adalah susunan isi yang berurutan berdasarkan kedekatan fisik satu dengan yang lainnya.
2)      Pola sebab
Organisasi pidato yang menggunakan pola sebab bergerak sebagai berikut :
a)      Dari suatu analisis sebab di saat ini bergerak kearah analisis akibat di masa yang akan datang.
b)      Dari deskripsi kondisi disaat ini bergerak ke arah analisis sebab-sebab yang memunculkannya
3)      Pola topik
Organisasai pidato yang menggunakan pola topik dilakukan apabila materi yang dibicarakan lebih dari  satu periode atau kelompok.

8.      Menyusun Naskah Pidato
a.       Membatasi  subjek untuk mencocokkan waktu yang tersedia, menjaga kesatuan dan kepaduan pidato
b.      Menyusun ide pokok menurut tahap-tahap urutan alur dasar pidato (perhatian, kebutuhan, kepuasan dan lain-lain) atau menurut salah satu pola organisasi (misalnya, urutan kronologis, urutan ruang).
c.       Memasukkan dan menyusun submateri yang berhubungan di setiap ide pokok
d.      Mengisi materi pendukung yang memperkuat atau membuktikan ide.
e.       Memeriksa draft kasar, untuk meyakinkan bahwa subjek telah cukup terekam dan mencerminkan tujuan khusus pidato.

9.      Penyuntingan Naskah Pidato
Yang disunting adalah isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato itu. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, sesuai dengan calon pendengar, dan sesuai dengan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato. Kemudian, penyuntingan terhada bahasa diarahkan kepada pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf. Ketepatan pilihan kata, kalimat, dan paragraf. Ketepatan pilihan kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama. Lalu, penalaran dalam naskah pidato juga disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, atau campuran.

10.  Penyempurnaan Naskah Pidato
Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti kosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara itu, penyempurnaan paragraf dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi paragraph. Untuk itu, penambahan kalimat, penyempurnaan kalimat, atau penghilangan kalimat perlu dilakukan.

11.  Penyampaian Pidato
Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan. Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato di depan hadirin, tetap perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan menciptakan interaksi yang hangat dengan audiensi. Untuk itu, seseorang yang akan menyampaikan pidato harus mampu menganalisis situasi dan manfaatkan hasil analisisnya itu menghidupkan suasana dalam pidato yang akan dilakukan.
Agar seseorang memiliki kemampuan yang memadai dalam hal pidato, maka dia harus memenuhi syarat-syarat berpidato. Syarat-syarat itu antara lain sebagai berikut:
a.       Berpengetahuan luas
b.      Berkepribadian baik,
c.       Jujur dan ikhlas,
d.      Bijaksana dan sopan santun,
e.       Punya keberanian moral,
f.       Kaya dengan perbendaharaan kata,
g.      Berpikir kritis,
h.      Meyakini dan menguasai tema pembicaraan,
i.        Mengenal dan memahami karakteristik audience,
j.        Percaya diri,
k.      Bersikap menarik,
l.        Bertanggung jawab.

Agar penampilan pidato dapat berhasil dapat berhasil dan menarik, maka diperlukan adanya variasi langgam atau gaya tertentu.Gaya atau langgam yang sering timbul dalam suatu penampilan pidato antara lain seperti berikut ini.
a.       Langgam Agama
Langgam agama mempunyai suara yang terkadang naik dan kemudian menurun dengan gaya ucapan yang lambat dan ceremonis. Pada umumnya langgam semacam ini sering ditampilkan oleh para khatib, muballig, dan sebagainya dalam pidato kerohanian.
b.      Langgam Agiator
Langgam agiator dikemukakan secara agresif dan terbanyak digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat umum, yang bersifat propaganda politis. Biasanya juga langgam ini dipakai untuk mencetuskan sentimen di kalangan massa sesuai dengan konsep propaganda. Di dalam hal ini jiwa massa akan dikuasai dan digiring ke arah tujuan yang diinginkan .
c.       Langgam Konversasi
Langgam konversasi merupakan langgam yang paling bebas, jelas, tenang dan terang, yang sering digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang yang sifatnya terbatas. Langgam ini banyak persamaannya dengan orang yang sedang berbicara biasa dan sering kali dilakukan pada pertemuan-pertemuan yang serius.
d.      Langgam Didaktik
Langgam didaktik adalah langgam yang sifatnya mendidik kepada para pendengar, seperti seorang guru yang sedang mengajar kepada siswanya. Langgam ini bersifat menggurui, sehingga sering meimbulkan rasa kurang enak jika ditujukan kepada pendengar yang merasa lebih pandai daripada pembicara. Langgam ini tepat dipakai pada waktu berpidato kepada pendengar yang usianya lebih muda daripada pembicara.
e.       Langgam Sentimentil
Langgam sentimentil ini biasanya dipakai secara efektif dan banyak berguna di dalam pertemuan umum dengan jalan mengemukakan kepuasan-kepuasan atau kekecewaan-kekecewaan dengan penuh perasaan. Segi positif langgam ini adalah akan menyenangkan si pendengar bila berisi tentang kepuasan-kepuasan atas keberhasilan, tetapi segi negatifnya akan menimbulkan sentimen jika berisi tentang kekecewaan atau keprihatinan-keprihatinan atas kejadian sosial di sekitar kita.
f.       Langgam Teater
Langgam teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya dan mimik seperti yang diperankan oleh para aktor atau aktris dalam teater. Di dalam hal ini pembicara berpidato dengan akting lengkap dengan gerak wajah (mimik), gerak lengan, gerak kepala, dan pemakaian vokal lengkap dengan tekanan dan intonasinya seperti dalam pementasan panggung sandiwara.

12.       Tempo, Dinamik, dan Warna Suara
Keberhasilan sebuah pidato banyak bergantung pada penguasaan orang yang berpidato terhadap tempo, dinamik, dan warna suara. Tempo dapat diartikan cepat lambatnya pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya. Dinamik berkaitan dengan keras lembutnya suara. Warna suara adalah kaitan antara kata yang diucapkan dengan suasana hati, misalnya suasana gembira, sendu, sedih, atau khidmat, sesuai dengan tujuan mata acara yang ditetapkan.

B. CERAMAH
1.      Pengertian Ceramah
Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.
2.      Macam-Macam Ceramah
a.       Ceramah umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khalayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua maupun muda, materinya juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
b.      Ceramah khusus
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, tak ada yang lain, jadi ceramah khusus itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan juga bersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibuat mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yang menyesuaikan dengan keadaan. Contoh: Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Is ra’miraj, maulid nabi, bulan puasa dll.

3.      Komponen Ceramah
Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah:
a.       Da’i (penceramah)
Seorang da’i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’i atau penceramah, artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.
b.      Mad’u
Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin dll.
c.       Materi
Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betul-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis, dengan artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d.      Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i guna menyampaikan materi. Sumber metode ceramah adalah alquran dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya metode dalam berdakwah.
e.       Media dakwah
Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti yang dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.

1 komentar:

  1. merit casino no deposit bonus【VIP】2021
    인카지노 Merit Casino No Deposit Bonus】, 【 Merit Casino No Deposit 샌즈카지노 Bonus】, 【 Merit Casino No Deposit Bonus】, 【 Merit Casino 메리트카지노총판 No Deposit Bonus】,

    BalasHapus